Kalimat Turunan
Kalimat Turunan adalah Kalimat non inti merupakan
hasil proses dari mentransformasikan Kalimat Inti. Sebuah kalimat inti dapat
ditransformasikan menjadi kalimat transformasi atau kalimat luas dengan
mengubah ciri-cirinya, tetapi dengan tetap mempertahankan kata pada S dan P
sebagai intinya.
Ciri-ciri
dari kalimat turunan:
·
Bersusun / majemuk.
·
Tidak sempurna, elips.
·
Berbentuk pertanyaan atau perintah.
·
Bersifat medial, pasif dan negatif.
A. Kalimat Inti: Kakak membaca majalah.
Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan hasil transformasi dari kalimat tersebut.
a.
Kakak membaca majalah?
b.
Kakak membaca majalah tadi.
c.
Kakak saya yang paling tua membaca
majalah tadi.
d.
Kakak tidak membaca majalah.
e.
Membaca majalah, kakak.
f.
Kakak membaca majalah saat hujan
turun dengan deras.
Kalimat a sampai dengan f merupakan kalimat hasil transformasi dari
kalimat A kakak membaca majalah. Jika diperhatikan kalimat a sampai dengan f, memiliki inti S dan P yang sama dengan
kalimat A, S masih tetap diisi kata kakak
dan P diisi oleh kata membaca.
Alinea
Pengertian Alinea
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi ke-3,dari terbitan Departemn
Pendidikan Nasional tertera penjelasan bahwa alinea adalah bagian wacana
yang mengungkapkan suatu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam
ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok kedalam atau
jarak spasi yang lebih.Dalam kamus tersebut alinea diartikan pula
sebagai paragraf.
Kegunaan Alinea
- Sebagai penampung dari sebagian kecil jala pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan .
- Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang.
- Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikirn secara sistematis.
- Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
- Sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca.sebagai penanda bahwa piiran baru dimulai
- Dalam rangka keseluruhan karangan,alinea dapat berfungsi sebagi pengantar,transisi,dan penutup (konklusi).
1) Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
a) Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraph
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraph
b) Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif
c) Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-
induktif. Kalimat pada akhir paragraf
umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama
yang terdapat
pada awal paragraf.
d) Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus
menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat
atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat
topic karena
kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini
sering dijumpai
dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif
terutama dalam karangan fiksi.
2) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
a) Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau
2) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
a) Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau
mengajak pembaca
b) Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang
b) Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang
mendukung.
c) Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
d) Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
e) Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
3) Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
c) Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
d) Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
e) Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
3) Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
a) Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
b) Paragraf Pengembang
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
b) Paragraf Pengembang
Bertujuan
mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah
dirumuskan dalam
alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat
difungsikan untuk:
c)Paragraf Penutup
Paragraf
ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan.
Paragraf ini sering
merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar
lebih jelas.
Syarat-syarat Pembentukan dan
Pengembangan Paragraf
Sumber :
http://kedebok.blogspot.com/2013/04/tugas-makalah-kalimat-efektif-bahasa.html
http://denimulya.blogspot.com/2009/12/makalah-alinea_23.html
http://veriantokaconk.blogspot.com/2013/03/makalah-pengembangan-paragraf.html
Dalam pembentukan/pengembangan
paragraf, perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan berikut.
1.
Kesatuan
Sebagaimana telah
dipaparkan di depan, bahwa tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok.
Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu,
di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh
menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam
sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan.
Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan
pokok.
Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
Kebutuhan
hidup sehari-hari setiap keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal ini sangat
tergantung pada besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang
berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain
halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat menyumbangkan
sebagian penghasilannya untuk membangun tempat-tempat beribadah, atau untuk
kegiatan sosial lainnya. Tempat ibadah memang perlu bagi masyarakat. Pada
umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun secara bergotong royong dan sangat
mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan yang besar dalam
masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara Si kaya dan Si miskin.
Contoh paragraf
di atas adalah contoh paragraf yang tidak memiliki prinsip kesatuan. Gagasan
pokok tentang penghasilan suatu keluarga dalam pengembangannya kita jumpai
gagasan pokok lain tentang tempat beribadah. Hubungan antara kalimat yang satu
dengan kalimat yang lain tidak merupakan satu kesatuan yang bulat untuk
menunjang gagasan utama.
2.
Kepaduan
Syarat kedua yang
harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah
paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat
yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan
memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah
memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya
perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kata atau frase
transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan
dapat dirinci sebagai berikut.
v
Hubungan yang menandakan tambahan kepada
sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi,
tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula,
berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga
v
Hubungan yang menyatakan perbandingan,
misalnya: lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang
demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun
v
Hubungan yang menyatakan pertentangan
dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya; misalnya: tetapi, namun,
bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun,
meskipun
v
Hubungan yang menyatakan akibat/hasil;
misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya
v
Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara
itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian
v
Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya,
ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata
lain, misalnya, yakni, sesungguhnya
v Hubungan
yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat, di seberang,
berdekatan, berdampingan dengan
3. Kelengkapan
Syarat ketiga
yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu paragraf
dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang
kejelasan kalimat topik/gagasan utama. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh-contoh berikut ini.
contoh pertama
Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka
bertengkar. Mereka tidak suka berselisih dan bersengketa.
Contoh paragraf
di atas hanya diperluas dengan perulangan. Pengembangannya pun tidak maksimal.
contoh kedua
Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini
ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya
peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah
Contoh paragraf
kedua di atas merupakan contoh paragraf yang tidak dikembangkan. Paragraf di
atas hanya terdiri dari kalimat topik saja. Contoh ketiga berikut ini merupakan
contoh pengembangan dari contoh paragraf kedua di atas.
contoh ketiga
Masalah
kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar
jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau
burung-burung yang indah. Tidak adanya penyediaan dana untuk melindungi ketam
kenari, kima, atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau.
Jenis mahkluk laut tertentu tiba-tiba punah sebelum manusia sempat
melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat kebanyakan sudah
punah. Sangat sukar menemukan tiram hidup dewasa ini, padahal rumah tiram yang
sudah mati mudah ditemukan. Demikian juga halnya dengan kepiting kelapa dan
kepiting begal yang biasa menyebar dari pantai barat Afrika sampai bagian barat
Lautan Teduh, kini hanya dijumpai di daerah kecil yang terpencil. Dari mana
diperoleh dana untuk melindungi semua ini?
Perlu kiranya
ditambahkan di sini bahwa ada jenis wacana khusus/tertentu yang sengaja dibuat
satu paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja dan ini merupakan kalimat topik.
Wacana tersebut adalah wacana Tajuk Rencana dalam suatu surat kabar. Sesuai
dengan ciri wacana jurnalistik dalam sebuah tajuk, bahwa tajuk rencana
merupakan gagasan dari redaksi surat kabar tersebut pada suatu masalah
tertentu/sikap redaksi, sehingga apa yang diuraikan hanyalah gagasan-gagasan
pokoknya saja sementara uraian secara panjang lebar dapat dilihat dan dibaca
pada berita-berita utamanya
http://kedebok.blogspot.com/2013/04/tugas-makalah-kalimat-efektif-bahasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar